Islam ibarat sebuah bangunan,
sedangkan Aqidah merupakan dasar atau pondasi yang urgen (penting) bagi
berdirinya bangunan Islam secara keseluruhan, kuat lemahnya bangunan tergantung
pada pondasinya. Meskipun bangunan itu terbuat dari besi dan beton, namun jika
pondasinya terbuat dari kayu-kayu yang rapuh, maka bangunan yang kuat tadi akan
menjadi bangunan yang mudah roboh. Sehingga semakin besar suatu bangunan, maka
semakin membutuhkan pondasi yang kuat dan menghunjam ke bumi.
Hal lain yang dapat dipetik dari
hakikat ini adalah kita harus membangun pondasi (asas) terlebih dahulu sebelum
mendirikan bangunan.
Aqidah yang
kuat diumpamakan sebagai pohon yang baik yaitu akarnya menghunjam ke bumi,
cabangnya menjulang ke langit, berdiri kukuh, tidak mudah tergoyahkan meskipun
diterjang oleh badai, dan pohon itu memberikan buah yang ranum lagi
menyenangkan. Sebagaimana firman Alloh dalam QS.Ibrahim:24:
öNs9r& ts? y#øx. z>uÑ ª!$# WxsWtB ZpyJÎ=x. Zpt6ÍhsÛ ;otyft±x. Bpt7ÍhsÛ
$ygè=ô¹r& ×MÎ/$rO $ygããösùur
Îû Ïä!$yJ¡¡9$#
ÇËÍÈ
Artinya: “Tidakkah kamu
perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang
baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit”(QS. Ibrahim:
24).
Kekuatan Aqidah
yang seperti itu akan memancar dari sikap hidup dan perilaku pemiliknya. Semua
amal perbuatannya berasas dan berasal dari Aqidah Islam yang merupakan pantulan
sinar keimanan dan aplikasi yang nyata atas keyakinan “laa ilaaha illallah”.
Sedangkan setiap perbuatan yang tidak bersumber dari Aqidah Islam, maka tidak
akan bernilai dan sia-sia belaka. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ibrahim
:18.
ã@sW¨B
úïÏ%©!$# (#rãxÿx. óOÎgÎn/tÎ/ ( óOßgè=»yJôãr& >$tBtx.
ôN£tFô©$#
ÏmÎ/
ßwÌh9$# Îû BQöqt
7#Ϲ%tæ
(
w tbrâÏø)t $£JÏB
(#qç7|¡2 4n?tã &äóÓx«
4
Ï9ºs
uqèd
ã@»n=Ò9$#
ßÏèt7ø9$# ÇÊÑÈ
Artinya: “Orang-orang yang kafir
kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin
dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. mereka tidak dapat
mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang Telah mereka usahakan (di dunia).
yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh”(QS. Ibrahim: 18)
Dari ungkapan
ini, tergambar betapa pentingnya Aqidah dalam kehidupan manusia dan
untuk mewujudkan Aqidah sebagai pegangan hidup, penting bagi kita untuk memilikii pemahaman yang benar terhadap Aqidah, karena kesalahan memahami Aqidah akan berimplikasi pada cara pandang dan menentukan tujuan hidup.
untuk mewujudkan Aqidah sebagai pegangan hidup, penting bagi kita untuk memilikii pemahaman yang benar terhadap Aqidah, karena kesalahan memahami Aqidah akan berimplikasi pada cara pandang dan menentukan tujuan hidup.
Definisi Aqidah
Aqidah menurut
bahasa berasal dari bahasa arab “al-’Aqdu” artinya ikatan (ikatan seseorang
dengan suatu peraturan), kepercayaan (kepercayaan seseorang terhadap sesuatu)
atau ketetapan (ketetapan seseorang terhadap sesuatu)
Sedangkan
menurut istilah adalah keyakinan yang teguh dan pasti, tanpa ada keraguan
sedikitpun bagi orang yang meyakininya.
Dari definisi
ini, dapat disimpulkan bahwa Aqidah tidak hanya terpaku pada islam, tetapi
seluruh agama dan aliran pasti mempunyai Aqidah. dengan demikian maka Aqidah
dibagi menjadi dua; Aqidah yang benar dan Aqidah yang salah.
Aqidah islam
adalah keyakinan yang teguh kepada enam hal dalam rukun iman (Allah, malaikat,
Rasul, kitab, hari kiyamat dan takdir) dan melaksanakan segala perintah Allah
yang tertuang di dalam Alqur’an dan Hadist.
Aqidah Sebagai Pegangan Hidup
Aqidah islam merupakan pondasi dan
pegangan hidup pribadi mukmin. Semakin kuat dan kokoh pondasi dan dasar
tersebut, pribadi Mukmin akan semakin mantap dan lebih siap untuk menapaki
jalan kesempurnaan-Nya.
Kerusakan Aqidah merupakan sumber
dan penyebab kerusakan di bidang agama, etika dan sosial,. Untuk membendung dan
melenyapkan kerusakan-kerusakan di bidang-bidang tersebut haruslah dimulai dari
pembenahan kembali terhadap Aqidah dengan memahami landasan dasar Aqidah islam
yang benar.
Sudah kita ketahui
bersama bahwa ada enam hal yang menjadi landasan Aqidah islam yang harus
dipahami secara sempurna oleh umat islam, yaitu percaya kepada Allah, malaikat,
rasul, kitab-kitab, hari kiyamat dan takdir.
Percaya kepada Allah
Allah itu ada
Allah itu ada
Allah itu esa, tidak ada tuhan selain Allah
Allah memiliki sifat sejati yang terpuji (Penyayang,
pemberi, melihat, mendengar dll)
Allah tempat mengadu
Percaya kepada Malaikat
Malaikat adalah makhluk Allah yang gaib
Malaikat tak pernah berbuat dosa
Malaikat yang wajib dikenal hanya sepuluh (jibril,
mikail, israfil, izrail, rakib, atid, munkar, nakir, ridwan dan malik)
Percaya kepada Rasul
Rasul adalah pembawa amanat Allah kepada ummat manusia
Ajaran nabi dan Rasul dari adam hingga nabi Muhammad
adalah mengajarkan tauhid (tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan
Allah)
Nabi dan Rasul yang wajib dikenal hanya ada 25 dan
ditutup oleh Nabi Muhammad SAW
Percaya kepada Kitab-kitab Allah
Kitab-kitab Allah ada empat, taurat, injil, zabur dan
alqur’an
Tidak ada kitab yang terpelihara keasliannya kecuali
alqur’an
Meyakini alqur’an adalah ucapan Allah yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad Untuk dijadikan pegangan hidup manusia.
Percaya kepada hari Kiyamat
Kehidupan dunia akan berakhir selamanya
Akhirat lah kehidupan yang sebenarnya
Semua manusia yang meninggal akan dibangkitkan kembali
untuk berkumpul bersama di padang mahsyar
Tidak ada yang bisa menolong manusia kecuali amal
kebaikannya
Percaya kepada takdir Allah
Allah yang mengatur kehidupan manusia
Berfikir positif dalam takdir Allah, karena “Allah selalu
bersama prasangka hambanya”
Berusaha dan berdoa (ikhtiyar dan tawakkal).
Manfaat memiliki Aqidah
Manfaat memiliki Aqidah
1.
Mengenal Allah, malaikat, rasul dan
kitab-kitabnya
2.
Memiliki landasan dasar hidup yang
pasti
3.
Memiliki motifasi hidup yang kuat
4.
Memiliki orientasi hidup yang jelas
Epilog
Kembalilah kepada
Aqidah yang benar dengan kembali mengkaji Aqidah islam demi terwujudnya
cita-cita mulia, yaitu menjadi hamba Allah yang bertaqwa. (Tulisan dari
berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar